Winda Desi Kurniawati Merdeka tapi Tak Merdeka dalam Kurikulum Pendidikan Winda Desi Kurniawati adalah dua tokoh pendidikan yang memiliki pandangan yang sangat kritis terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Mereka berdua merupakan pendukung gagasan bahwa kurikulum pendidikan harus memberikan kebebasan pada siswa untuk berfikir dan berjuang demi peningkatan kualitas pendidikan. Namun, mereka juga mengkritik bahwa saat ini kurikulum pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya memberikan kebebasan tersebut, yang berdampak pada penurunan kemampuan berfikir dan semangat berjuang para pelajar.
Menurut Winda Desi Kurniawati, kurikulum pendidikan saat ini seharusnya memberikan keleluasaan bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan logika mereka. Dalam artikelnya yang berjudul “Kurikulum Merdeka tapi Tak Merdeka: Pelajar Menjadi Bodoh dan Tak Mau Berfikir”, Winda menyatakan bahwa banyak siswa yang hanya mengikuti arus, tanpa berusaha untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Hal ini membuat mereka tidak hanya bodoh secara intelektual, tetapi juga kehilangan semangat untuk berjuang memperjuangkan pendidikan yang lebih baik.
Pendapat serupa juga disampaikan menganggap bahwa kurikulum pendidikan yang ada sekarang lebih banyak memberikan tekanan pada siswa untuk menghafal, bukan untuk benar-benar memahami. Dalam konteks ini, Andi berpendapat bahwa ketika siswa hanya diajarkan untuk menghafal tanpa memahami, mereka menjadi kurang kritis dan inovatif dalam berfikir.
Winda Desi Kurniawati Merdeka tapi Tak Merdeka
Menurutnya, kurikulum merdeka seharusnya memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dengan cara yang mereka pilih sendiri sesuai dengan minat dan bakat mereka, bukannya terikat pada standar tertentu yang cenderung mempersempit kebebasan berfikir. Hal ini sejalan dengan gagasan bahwa pendidikan seharusnya mendorong siswa untuk menjadi pribadi yang mandiri dan kritis, bukan hanya sekedar mengutamakan hasil ujian.
Oleh karena itu, Andi dan Winda mendukung pergantian paradigma pendidikan di Indonesia menjadi lebih mendukung potensi individu, di mana siswa dihargai atas keunikan dan kreativitas mereka. Hal ini akan menciptakan suasana pendidikan yang lebih merdeka, di mana siswa diarahkan untuk berfikir dan berjuang demi peningkatan kualitas pendidikan, bukan hanya sekedar mengejar nilai ujian.
Dalam konteks ini, pendapat Winda Desi Kurniawati patut untuk diperhatikan oleh semua pihak terkait dengan dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang benar-benar merdeka akan menciptakan generasi yang lebih kritis, inovatif, dan siap untuk berjuang memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam paradigma pendidikan di Indonesia untuk menciptakan kurikulum yang benar-benar merdeka, di mana siswa dihargai atas keunikan dan kreativitas mereka. Hal ini akan menciptakan suasana pendidikan yang lebih merdeka, di mana siswa diarahkan untuk berfikir dan berjuang demi peningkatan kualitas pendidikan, bukan hanya sekedar mengejar nilai ujian.
Dalam konteks ini, pendapat Winda Desi Kurniawati patut untuk diperhatikan oleh semua pihak terkait dengan dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang benar-benar merdeka akan menciptakan generasi yang lebih kritis, inovatif, dan siap untuk berjuang memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam paradigma pendidikan di Indonesia untuk menciptakan kurikulum yang benar-benar merdeka, di mana siswa dihargai atas keunikan dan kreativitas mereka. Hal ini akan menciptakan suasana pendidikan yang lebih merdeka, di mana siswa diarahkan untuk berfikir dan berjuang demi peningkatan kualitas pendidikan, bukan hanya sekedar mengejar nilai ujian.